Kaluak Paku Kacang Balimbiang,
Tampuruang Lenggang Lenggokkan,
Bao Manurun Kasaruaso,Tanamlah
Siriah Jo
Ureknyo,
Anak Di Pangku Kamanakan Dibimbiang,
Urang Kampuang Di Patenggangkan..Tenggang Nagari Jan Binaso,
Tenggang
Sarato Jo Adaiknyo.
Home
Selasa, 28 Juni 2011
PESTA BUDAYA TABUIK DI PARIAMAN
KABUPATEN PARIAMAN
Kota Pariaman yang mempunyai jarak 62 km
sebelah utara Kota Padang adalah
Ibu Kabupaten Padang Pariaman.
Pembagian wilayah Kota Pariaman terbagi tiga
Kecamatan yaitu Kecamatan Pariaman Tengah,
Kecamatan Pariaman Utara, dan
Kecamatan Pariaman Selatan.
Pariaman dikenal sebagai daerah pertama
pengembang agama Islam di Sumatera Barat
yang disebarkan oleh
Syech Burhanuddin dari Ulakan.
PESTA BUDAYA TABUIK
Tabuik adalah salah satu bentuk pesta
budaya rakyat, yang diadakan oleh
masyarakat Kota Pariaman dan Kota Bengkulu.
Pada saat sekarang Tabuik dijadikan Event
Parawisata Nasional yang diadakan
sekali dalam setahun, mulai tanggal
1 - 14 Muharram.
Pesta Budaya tabuik diadakan untuk memperingati
kematian Hasan dan Hosen,
cucu Nabi Muhammad SAW pada waktu Perang
Karbala di Medinah, yaitu
peperangan antara Bani Umayah dari Syria
yang dipimpin oleh raja Yazid dan
kelompok Islam yang dipimpin oleh Hasan dan Hosen.
Kegiatan tabuik masyarakat Pariaman yang terdiri
dari dua kelompok yaitu
Kelompok Tabuik Pasar dan Kelompok Tabuik Subarang.
Dalam pembuatan tabuik tsb. terdiri dari tujuh
tahapan pembuatan dan diselingi dengan
kegiatan-kegiatan lain.
1. MENGAMBIL TANAH ( 1 MUHARAM)
Tanah diambil oleh seorang laki-laki
yang memakai pakaian putih yang
menyimbolkan kejujuran kepemimpinan Hosen.
Dua kelompok Tabuik mengambil
tanah dari tempat yang berseberangan
dan diperjalanan kedua kelompok
bertemu dan biasanya mereka berkelahi
menyimbolkan terjadinya Peran Karbala.
Tanah itu dimasukkan kedalam daraga
yang menggambarkan kuburan dariHosen.
2. MENEBANG BATANG PISANG ( 5 MUHARAM )
Seorang laki-laki dengan pakaian putih
menebang pohon pisang hanya dengan
satu kali tebang menggambarkan ketajaman
pedang Hosen membunuh musuh dalam
perang Karbala.
3. MAATAM ( 9 MUHARAM )
Maatam mengekspresikan kesedihan karena
kematian Hosen. Beberapa orang dari
pembuat tabuik menangis didepan Panja
(jari-jari). Berbentuk tangan dari
Hosen yang dibuat dari Seng dan diletakkan
didalam dulang yang dijunjung
diatas kepala seorang laki-laki.
4. MAARAK PANJA / JARI-JARI ( 9 MUHARAM )
Panja yang melambangkan jari-jari tangan Hosen
yang diarak sepanjang jalan
Kota Pariaman menunjukkan kepada masyarakat
kekejaman Raja Yazid yang
membunuh Hosen.
5. MAARAK SORBAN ( 12 MUHARAM )
Beberapa orang mengarak sorban, pedang tajam
yang dibuat dari bambu dan
kopiah Haji Hosen, yang menggambarkan
keberanian Hosen pada Perang karbala.
Sorban diarak kejalan diiringi dengan
gendang tasa, kejadian ini
menggambarkan situasi perang Karbala.
6. TABUIK NAIK PANGKAT ( 14 MUHARAM )
Pada waktu Sahur (pukul 4.00 WIB) dua bagian
dari Tabuik dibentuk menjadi
sebuah Tabuik yang dihias dengan kertas
berwarna warni. Kemudian Tabuik yang
telah selesai dihias tsb. dibawa ke jalan
untuk diarak sepanjang jalan dan
diiringi dengan gendang tasa, diperjalanan
kedua kelompok pembuat tabuik
yaitu Tabuik Pasar dan Tabuik Subarang bertemu
dan saling ejek mengejek.
7. MEMBUANG TABUIK ( 14 MUHARAM )
Tabuik dibuang kelaut diakhir perta Budaya Tabuik
pada sore hari ( pukul 18.00 WIB).
Sebelum dibuang benda seperti Sorban (topi Hosen),
pedang, panja disimpan, dan gendang tasa dibawa
kembali kerumah pemiliknya.....
Silahkan ditukuk ditambahi
kok ado dunsanak nan labiah tahu.
Tentang tabuik nan di Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar